MEMAAFKAN

Memaafkan.
Satu kata yang mudah diucap namun sangat sulit untuk dilakukan.
Berkali-kali jiwa ini ingin menuntut, hati ini ingin mendapatkan yang seolah menjadi hak.
Memaafkan.
Klise, pengakuan yang terkadang tidak sungguh-sungguh, seolah sudah memaafkan hanya karna bibir berucap memaafkan, tapi bagaimana dengan hati?
Bukankah hati telah disakiti? Bukankah hati telah dikhianati?
Bukankah hati telah diberi harapan palsu?
Begitu berkaitan dengan ridho, begitu berkaitan dengan ikhlas, begitu berkaitan dengan syukur.
Mengapa hati ini merasa masih sakit? Masih mengganjal?
Habluminannas..
Setting dan skenario yang Allah buat sedemikian rupa menghadirkan uji rasa, uji bathin, uji kelayakan kita untuk menginginkan lebih beriman atau justru malah mengutuk keadaan yang sama hal nya dengan mengutuk yang mencipta keadaan yaitu Allah?
Tidak terbayang bukan? Ketika Allah menginginkan kita tiba-tiba tidak bisa melihat? Atau tiba-tiba tidak bisa menggerakkan anggota tubuh? Hal itu sangat mudah bagi Allah.
Begitu pun untuk membolak-balikkan hati hambaNya, itu hal yang sangat MUDAH bagi Allah
Jadi jangan mengira seluruh keadaan hati semua orang yang tersajikan dihadapan mata kita, bukanlah seizin Allah. SEMUANYA Allah yang skenariokan. Ini salah satu bentuk Iman, percaya kepada qodo' dan qodar.
Memaafkan.
Meraih pengampunan diri tiada henti terhadap kesalahan orang-orang di sekeliling kita, meskipun dia tidak meminta maaf.
Biarlah Allah yang tunjukkan kebenaran atas semua kedzaliman yang telah terjadi, karena Allah lah sebaik-baiknya saksi. Kalaulah tidak di dunia, biarlah di akhirat, karena akhirat lebih nyata, dan dunia hanya fana, lagi sementara.
Bukan mendendam, namun keadilan wajib ditegakkan. Karena setiap manusia wajib mempertanggungjawabkan semua perbuatannya, walau hanya sekecil biji zarrah (biji kenari).
Meski demikian, Allah lah yang berhak menegakkan, dan menghakimi. Bukan kita.
Tugas kita adalah memaafkan.
Mengikhlaskan, bukan karena dia yang kita maafkan adalah orang yang kita cintai, atau bukan karena dia mempunyai jabatan yang lebih tinggi, tapi karena memang Allah yang perintahkan. Allah yang meminta kita untuk senantiasa bersabar. Bukan berarti Allah tidak tau. Allah tau semuanya. Yang kita lewati, yang kita lalui, perkara Zahir perkara ghaib maupun bathin, masa lalu masa kini, bahkan masa depan. Allah tau semuanya.
Memaafkan.
Ikhlas, menerima semua kenyataan yang Allah hadirkan setelah kita berikhtiar dan bertawaqal
Memaafkan.
Sungguh kata yang mendamaikan, ketika bukan hanya diucapkan dibibir, namun diteguhkan dalam hati.
Memaafkan.
Kata yang dibenci iblis beserta bala tentaranya, karena dengan ini sang manusia jadi berhenti berprasangka. Terlebih menuduh yang tidak-tidak, apalagi sampai menfitnah.
Memaafkan.
Ditutupnya gerbang syaitan untuk menggoda kita agar bertingkah masam dihadapan orang yang kita maafkan.
Memaafkan.
Pekerjaan berat, namun bukanlah tiada hasil yang manis.
Keimanan dari buah kesabaran yang satu ini, sungglah membawa kedamaian dalam hati, jiwa, dan fikiran.
Memaafkan.
Hal yang cukup untuk menenangkan hati dan mampu menggoreskan kembali senyum ikhlas nan bahagia.
Memaafkan.
Melahirkan kelegaan bathin, mendatangkan pahala, dan menjadi sukar untuk bersuudzon.
Memaafkan.
Jerih payah yang dinilai mulia di mata Allah, dan tiada kejanggalan lagi di hati. Kejanggalan yang mampu membuat kita terhambat dalam melakukan segala aktivitas, terutama dalam mencari keridhoan nya.
Memaafkan.
Terkadang kita harus memaafkan diri sendiri terlebih dahulu ketika ingin memaafkan orang lain.
Memaafkan.
Satu kata yang menghadirkan Sunggingan kecil senyum yang sangat manis ketika diucapkan di dalam hati yang paling dalam.
Memaafkan.
Alasan Malaikat Ridwan untuk memasukan kita ke surganya Allah.
Memaafkan.
Hanya Hamba kesayangan yang mau bergegas dan berusaha untuk hal ini 😊

Bukankah Allah ridho ketika kita ridho?
😉

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ayah..

Rasaku untukmu, Fikirku padamu